n penahapan
biasanya ditemukan dalam wacana tuturan dan prosedur. Kejadian
kejadian yang diperikannya dapat mengikuti satu sama lain dalam
waktu berurutan, atau teIjadi dalam waktu bereamaan. Kejadian
kejadian itu dapat juga dikelompokkan sedemikian rupa sehingga
urutannya lebih merupakan penahapan yangmengarah pada TUJUAN.
Hubungan pendukung yang kronologis lainnya akandibahas di
dalam bab 28.
Penyimpangan urutan
Pengurutan KEJADIAN kronologis dapat juga menimbulkan
masalah yang khusus bagi peneIjemah. KEJADIAN dalam sebuah
wacana mengacu kepada kejadian dalam situasi kehidupan nyata yang
teIjadi dalam urutan tertentu. Akan tetapi, kejadian-kejadianini sering
disusun kembali dalam kalimat atau paragraf gramatikal sedemikian
rupa sehingga urutannya tidak sama seperti urutan nyata (yang kro
nologis). Kalimat la meninggal tanpa anak harus diteIjemahkan ke
dalam bahasa Wahgi, Papua Nugini, dengan Thnpa memiliki anak, ia
meninggal. Dalam bahasa Duna, kalimatla membalut lukanya sesudaA
mengobati luka itu harus diteIjemahkan dengan Sesudah menuangkan
obat pada luka itu, ia membalut lukanya. Ada baiknya sebelum mener
jemahkan, peneIjemah secara sadar memikirkan urutan kejadian yang
diacu. Jika beberapa kejadian bukan dalam urutan kronologis, apa yang
harus dilalrukannya dalam bahasa sasaran? Apakah urutan itu harus
diubah? Atau apakah ada bentuk gramatikal khusus yang menyatakan
bahwa klaus a atau kalimat itu tidak kronologis? Bentuk bahasa sasaran
apa yang paling wajar?
Ada juga proposisi atau gugus proposisi dalam paragraf semantis
yang tidak disajikan dalam urutan kronologis. Contohnya ialah kilas
balik (flashbacks), yang umum dalambeberapa bahasa. Bentuk khUSUB
gramatikanya menUl\iukkan adanya kilas balik ke satu kejadian yang
tejadi sebehIm kejadian-kejadian lain yang disebutkan dalam cerita itu.
Dalam paragraf berikut, KEJADIAN utamanya tidak kronologis:
fI"
Yanto masuk ke dalam rumah, meninggalkan orang-orang ber
diri di luar kedinginan. la kembali lagi, sesudah berunding
dengan istrinya dan melukiskan kepadanya seluruh kejadian itu.
HUBUNGAN PENAMBAHAN DAN PENDUKUNG 299
Perhatikan, urutan dalam paragraf itu yaitu masuk, meninggalkan,
kembali, berunding, dan memberitahukan, tetapi urutan kronologis se
benarnya dari KEJADIAN itu ialah meninggalkan, masuk, membe
ritahukan, berunding, dan kembali. Dalam bahasa tertentu, urutan kro
nologis lebih wajar, seperti:
Yanto meninggalkan orang-orang berdiri di luar kedinginan
dan masuk ke dalam ruinah. Ia melukiskan kepada istrinya
seluruh kejadian itu, berunding fkngannya, kemudi.an kembali
menghadapi orang-orang itu lagi.
Dalam memerikan masalah ini, Deibler dan Taylor (1977:1064) me
ngatakan:
Sehubungan fkngan kebutuhan untuk mempertahankan
urutan kronologis dalam kebanyakan bahasa Papua Nugini, ada
kesulitan dalam menangani kilas balik, karena kilas balik itu
tidak dapat dipindahkan fkngan menyusun kembali urutan
kejadiannya. Dalam hal ini, orang harus berhati-hati mem
perkenalkan kilas balik dengan kata untuk menyatakan "sebelum
nya" atau "sebelum kejadian itu terjadi." Dalam beberapa ba
hasa, kilas baliknya dipisahkan dengan mengulangi klausa yang
mendahului kilas balik itu.
Jika urutan gramatikal tidak. kronologis, penerjemah perlu menge
t,ahui apakah urutan itu perlu diubah dalam bahasa sasaran. Akan te
tapi, jika KEJADIANnya kronologis, biasanya wacana itu lebih mudah
diikuti.
Hubungan penambahan yang nonkronologis
Kebanyakan hubungan yang nonkronologis merupakan variasi pen
dukung-INDUK. Akan tetapi, ada beberapa hubungan yang meru
pakan hubungan penambahan: yang satu disebut penggabungan dan
yang lainnya pe:milihan.
Dalam contoh-contoh sebelumnya, hubungan penambahan dijelas
kan melalui kejadian-kejadian kronologis. Akan tetapi, dalam peng
gabungan, proposisinya tidak kronologis. Kedua kejadian itu sama pro
minennya dan tidak ada pilihan antara yang satu atau yang lainnya.
Kedua-duanya benar. Misalnya, dalam kalimat Mary mengerjakan pe
kerjaan rumah tangga dan Jean memasak terdapat dua proposisi yang
prominensinya mutlak seimbang dan yang hanya sekedar digabungkan.
Oleh karena itu, penggabungan terjadijika dua proposisi berada dalam
hubungan sejajar satu terhadap yang lainnya dalam w~cana. Pertama,
300
Wuanya sama prominen; kedua, keduanya tidak berhubungan secara
kronologis; dan ketiga, kedua kejadian itu sama-sama berlaku, artinya,
tidak ada pemilihan.
Contoh lain ialah (Barnwell 1980:192):
1. Ia mengajar kimia, dan menulis fiksi ilmiah dalam waktu
senggangnya
Kalimat ini terdiri dari dua proposisi, fa mengajar kimia dan Ia me
nulis fiksi ilmiah pada waktu senggangnya. Kedua proposisi itu
digabungkan dan sama prominennya.
2. Anak-anak memecahkan perabot porselin itu, menyepak lukisan
itu, dan menjatuhkan permen yang lengket ke atas karpet terbaik
itu.
Kalimat ini menggabungkan tiga proposisi - Anak-anak memecah
kan perabot porselin itu, Anak-anak menyepak lukisan itu, dan Anak
anak menjatuhkan permen yang lengket ke atas karpet terbaik itu. Tidak
ada proposisi yang lebih prominen dari yang lainnya, tidak ada hu
bungan kronologis dan tidak ada pemilihan.
Bahasa Keley-i, Filipina (data dari Richard Hohulin) mempunyai dua
kata yang sepadan dengan dan, serta mempunyai banyak fungsi untuk
menggabungkan. Akan tetapi, jika digunakan dalam suatu daftar atau
suatu deret, yang satu digunakanjika gagasannya berhubungan secara
semantis, dan yang lainnya digunakan jika gagasannya tidak berhu
bungan secara semantis. Dalam hal ini, kedua kata itu berfungsi untuk
menyusun informasi.
Hubungan penggabungan tidak hanya antarproposisi, tetapi juga
antargugus proposisi, antarparagraf semantis, antar episode; dst.
Pemilihan juga nonkronologis dan termasuk jenis penambahan.
Dalam pemilihan, yang berlakuialah proposisi yang satu atau proposisi
lainnya. Misalnya, dalam kalimatApakah anjing itu hidup atau mati?
terdapat dua proposisi,Apakah anjing itu hidup? danApakah anjing itu
mati? Hubungan antara kedua proposisi ini merupakan sejenis pe
milihan. Artinya, orang harus membuat pilihan antara kedua proposisi
itu. Tidak ada unsur waktu, jadi proposisi-proposisi itu nonkronologis.
Yang satu tidak mendukung yang lainnya. Keduanya hanya
merupakan alternatif. Contoh lainnya yaitu:
1. Pergi cepat atau kalau tidak, tutup pintu.
Pergi cepat dan tutup pintu itu merupakan dua proposisi. Hubungan
antarkeduanya. yaitu sejenis pemilihan.
HUBUNGAN PENAMBAHAN DAN PENDUKUNG 301
2. Sabtu sore John selalu bermain gol{'atau sepakbola.
Kalimat inijuga mempunyai dua proposisi, yai,tuJohn selalu bermain
golf Sabtu sore dan John selalu bermain sepakbola Sabtu sore. Akan
tetapi, kedua proposisi itu dihubungkan melalui pemilihan yang ditan
dai oleh kata atau dalam bentuk gramatika bahasa Indonesia.
Pemilihan dinyatakan dengan pelbagai bentuk lahir yang berbeda.
Dalam bahasa Aguaruna, Peru, digunakan kata atsa, yang makna
primemya ialah tidak. Perhatikan contoh berikut:
Wetatmek alsa, pujustatmek.
Akan-kamu-pergi? tidak akan-kamu-meninggalkan?
Apakah kamu akan pergi atau tinggal di sini saja?
Dalam bahasa Gahuku, Papua Nugini, kedua klausa akan berdam
pingan (juxtaposition) dan yang pertama merupakan pertanyaan dan
yang kedua pemyataan. Perhatikan contoh berikut.
Vitape, vamitane.
pergi-akan-kamu? pergi-tidak-akan-kamu
Apakah kamu akan pergi atau tinggal di sini saja?
Bahasa Gahuku juga menggunakan kombinasi sebagai berikut:
Apakah kamu sakit? Kamu capek, yang berarti Apakah kamu sakit,
atau apakah kamu capek? dan Pergi, jika kamu tidak mau berlaku itu,
duduk, yang berarti Pergi atau duduk!
Dalam bahasa Ese Ejja, Bolivia (Shoemaker, Shoemaker,dan Larson
1978:8), pemilihan dinyatakan dengan kata pojja'a, yang berarti
mungkin, dalam klausa kedua. Perhatikan contoh berikut:
1. Eye poqui sa-poani cuei yasijje, bai yasiffe
Saya pergi ingin sungai ke danau ke
Saya ingin pergi ke sungai dan atau ke danau.
pojja'a.
mungkin.
2. Ache shono miya poeje'yo so'o? E'e pojja's
Yang-mana waktu kamu datang- akan kecil? Ya mungkin
poe sa po ajja.
datang ingin (kata bantu) tidak.
Apakah kamu ingin kembali, atau apakah kamu tidak ingin
kembali?
302
Hubungan pemilihan juga berlaku untuk pelbagai tingkat hierarki
semantis.
LATIHAN - Hubungan Penambahan dan
Hubungan Pendukung
A. Sebutkanlah kedua proposisi dalam tiap kalimat berikut. Salah
satu proposisi itu membatasi sebuah konsep dalam proposisi
lain. Konsep manakah itu?
1. Orang yang tinggal di seberang jalan itu pergi keJja pagi
pagi.
2. Yanti tinggal di rumah di sudut jalan itu.
3. Kereta yang berangkat jam 7 pagi itu sedang menuju ke
Surabaya.
4. Bapak Sardjono, profesor di Universitas itu, akan datang
makan siang di sini.
5. Saya pergi ke toko tempat anak Bays bekeJja.
B. Yang mana dari proposisi yang membatasi di atas mempunyai
peran identifikasi (pengenalan), yang mana mempunyai peran
deskripsi (pemerian)?
C. Dalam tiap bentuk berikut, bagian yang mengkodekan proposisi
yang membatasi diberikan dalam huruf miring. Sebutkanlah
apakah peran proposisi yang diwakilinya merupakan iden·
tifikasi, deskripsi, komentar, atau parentesis.
1. Para pelajar, yang selalu bersikap sopan santun, pergi
menghadap kepala sekolahnya.
2. Orang yang ingin menjadi pemimpin harus bersedia
melayani.
3. Latihan yang dikerjakan para murid hari ini tidaklah
sulit. .
4. Latihanyang sangat suZit itu harus dikumpulkan hari ini.
5. Latihan yang tidak suka saya kerjakan harus dikumpulkan
hari ini.
6. Latihan, saya penasaran siapa yang mendapatkan ide itu,
harus dikumpulkan hari ini.
7. Matahari, yang telah bersembunyi di balik gumpalan
awan itu, tiba-tiba muncul.
8. Tahukah kamu siapa orang yang berada di depan rumali
saya?
HUBUNGAN PENAMBAHAN DAN PENDUKUNG 303
9. Tukang roti di sudut jalan, ia membuat roti yang enak,
tidak berjualan dua hari. (dua proposisi yang membatasi)
10. Gadis yang SUM tersenyum itu memberitahukan kami.
D. Tiap kalimat berikut terdiri dari dua proposisi atau lebih. Sebut
kan dan tuliskan proposisi itu. Apakah hubungan antarproposisi
itu tnerupakan penambahan atau pendukung-INDUK?
1. Ia mengeluarkan kucing itu sebelum. menutup pintu depan.
2. Ketika matahari tenggelam, John menjadi takut.
3. Ia makan cepat-cepat karena sangat lapar.
4. Ia makan cepat-cepat, segera mencuci piring, dan pergi
dengan tergesa-gesa.
5. Waktu tinggal di London, Lusi berlemu dengan saya.
6. Jika lulus ujian, ia akan berijazah penuh.
7. Cahaya kilat diikuti bunyi halilintar yang keras.
S. Petani itu membajak sawah dan menanaminya dengan
padi.
9. Sebelum. meletakkan kembali piring-piring ke dalam
lemari, ia mencuci rak itu dengan teliti.
10. Yati pergi ke kota untuk membeli bahan makanan.
E. Tiap kalimat berikut terdiri dari dua proposisi atau lebih. Sebut
kan dan tuliskan proposisi itu. Apakah hubungan .antarproposisi
itu merupakan hubungan waktu berurutan, waktu bersa
maan, atau penahapan (langkah-TUJUAN)?
1. '!bno bermain gitar, sedangkan Tini menari.
2. Bus itu akan berhenti di daerah pasar dan kemudian
menuju terminal bus.
3. John makan pagi, meninggalkan rumah, pergi ke kantor,
dan mulai bekerja.
4. Kapten itu mengawasi sewaktu prajuritnya berlatih.
5. Ia membuat sebuah kapal terbang keeil, sesudah dengan
hati- hati ia melipat kertas itu, memotong ujungnya, dan
meletakkan peniti di ujungnya.
6. Tini pergi ke pasar, membeli sayuran, dan memasaknya.
F. Tiap kalimat berikut terdiri dari dua proposisi atau lebih. Sebut
kan dan tuliskan propsisi itu. Apakah hubungan antarproposisi
itu merupakan penggabungan atau pemilihan?
1. Joko tidak suka anjing, dan kakaknya tidak suka kucing.
2. Setiap hari Sabtu Santo pergi memancing atau berburu.
304
3. Maria memasak dan Yanti mencuci piring.
4. Ia mengajar kimia dan menulis fiksi ilmiah dalam waktu
senggangnya.
6. Marni mungkin akan ke sini atau pergi menonton.
G. Padankanlah soal di bawah ini dengan salah satu dari lima hu-
bungan yang diberikan.
a. waktu beruru.tan
b. waktu bersamaan
c. langkah-TUJUAN
d. penggabungan
e. pemilihan
1. Pengecatannya sudah selesai dikerjakan dan pipa leding
sudah dipasang
2. Ia pergi berjalan-jalan sesudah menonton film.
3. Saya mungkin pergi ke kota atau bekerja di kebun saja.
4. Sewaktu Linda membersihkan rumah, saya pergi mem
beli bahan makanan.
5. Ia mengeluarkan kertas dan pensil, menyesuaikan lam
punya, dan mulai menjawab soal ujian.
H. Sekarang lihatlah kembali latihan di atas, dengan memikirkan
analisis yang Anda kerjakan untuk proposiei dan hubungan.
Coba terjemahkan tiap kalimat di atas ke dalam bahasa lain yang
Anda kuasai. (Mungkin Anda harus menggunakan lebih dari
sebuah kalimat bahasa sasaran jika itu kedengaran lebih wajar.)
Bab26
Hubungan Orientasi dan
Hubungan Penjelasan
Pelbagai hubungan pendukung-INDUK yang nonkronologis dibagi
menjadi tiga jenis: orientasi, penjelasan, dan logis. Dalam hubung
an-hubungan ini, ada konstituen INDUK dan konstituen pendukung.
Konstituen pendukung merupakan konstituen yang mengarahkan,
menjelaskan, atau membuktikan. Berikut ini diperlihatkan apa yang
dilakuk~n satuan pendukung dalam hubungannya dengan satuan
INDUK:
1. hubungan orientasi: satuan pendukung mengarahkan de
ngan menambah informasi yang ada hubungannya dengan
waktu, pokok persoalan, dll.
2. hubungan penjelasan: satuan pendukung menjelaskan de
ngan menerangkan lebih jauh atau mengungkapkan kembali.
3. hubungan logis: satuan pendukung mengusnlAan satuan
induk dengan memberikan alasan, dasar, dU.
Bab ini akan membahas hubungan orientasi dan hubungan pen
jelasan, sedangkan hubungan logis akan dibahas di bab berikutnya.
L HubUDgan orientasi
Dalam hubungan orientasi, ada dua jenis hubungan utama, yaitu
hubungan keadaan-INDUK (circumstance-HEAD) dan pengarah-ISI
(orienter-CONTENT). Masing-masing hubungan ini terdiri dari peran
pendukung dan INDUK.
/
306
A. &adaan -INDUK
Keadaan-INDUK merupakan hubungan yang keadaannya membe
rikan latar belakang informasi tentang satuan INDUK. Keadaan (cir
cumstance) kadang-kadang juga disebut latar (setting) jika mengacu
kepada satuan yang lebih besar. Keadaan memberikan informasi sehu
bungan dengan tempat, waktu, atau keadaan lain. Perhatikan penje
lasan berikut.
LTempat
Dalam kalimat berikut, tempat diungkapkan dalam propo8181
keadaan: Ketika berjalan di pasar, ia melihat Budi. Ada dua proposisi:
1. ia beIjalan di pasar, dan
2. ia melihat Budi.
Proposisi pertama meru.pakan keadaan, karena proposisi itu mem
beritahukan tempat teIjadinya kejadian utama. Proposisi kedua
meru.pakan proposisi utama dan meru.pakan INDUK gugus proposisi.
Proposisi pertama mendukung proposisi kedua dengan mengungkap
kan hal yang dilakukan partisipan itu pada saat berlangsungnya
KEJADIAN utama.
[ keadaan --(1) Ia sedang beIjalan di pasar.
INDUK (2) Ia melihat Budi.
Kalimat Ketika menuju hulu sungai, ia melihat seekor buaya besar
juga mempunyai dua proposisi. fa pergi ke hulu sungai menunjukkan
-tempat fa melihat seekor buaya besar yang merupakan INDUK.
[ keadaan -- (1) Ia menuju huIu sungai.
INDUK (2) Ia melihat seekor buaya besar.
2. Waktu
Waktujuga diungkapkan dalam proposisi keadaan. Proposisi ini me
nunjukkan waktu terjadinya kejadian INDUK. Misalnya, dalam
kalimat Sewaktu matahari mulai terbit ia meninggalkan kampung
halamannya, proposisi perta,ma matahari mulai terbitmemberitahukan
kita tentangwaktu terjadinya proposisi INDUKfa meninggalkan kam
pung halamannya. Hubungan antara kedua proposisi itu yait.
keadaan-INDUK. Yang pertama yaitu keadaan, dan yang kedua
INDUK.
HUBUNGAN ORIENTASI DAN HUBUNGAN PENJELASAN 307
[keadaan--<l) Matahari mulai terbit.
INDUK ---(2) Ia meninggalkan kampung halamannya.
3. Latar belakang
Latar belakang juga diungkapkan dalam proposisi keadaan. Per
hatikan eontoh berikut (proposisi keadaannya dalam hurufmiring):
1. Ia sedang menyetrika bajupada saat roti itu dipanggang.
2. Ia ke luar dari rumah dengan mengenakan pakaian compang
camping.
3. Ia meningggalkan Surabaya tanpa mengetahui ke mana ia
harus pergi.
Hubungan keadaan-INDUK kadang-kadang dibagi menjadi ketiga
jenis tersebut di atas, yaitu tempat-INDUK, waktu-INDUK, dan Iatar
belakang-INDUK (lihat Barnwell 1980:206). Dalam eontoh selanjut
nya tidak akan diulang lagi perbedaan penamaan ini.
B. Pengarah-ISI
Dalam hubungan pengarah-ISI, proposisi yang merupakan pengarah
dipakai untuk memperkenalkan lSI. Proposisi pengarah merupakan
proposisi seperti Badu berkata kepada Thti ... , Badu mendengar. .. , Badu
menginginkan ... , Badu mengingat ... , Badu bermaksud... KEJADIAN
utama dari pengarah yaitu KEJADIAN wieara, atau KEJADIAN per
sepsi, kognisi, volisi (kehendak), evaluasi. Berikut ini diberikan bebe
rapa kata kejadian dari tiap jenis tersebut di atas (disadur dari Beek
man, Callow dan Kopesec 1981:93).
JENIS
wieara
persepsi
kognisi
volisi
evaluasi
CONTOH KATAKEJADIAN
mengatakan, memerintah, memperingatkan,
menjanjikan
melihat, mendengar, merasa, meneium, mencicipi
mengetahui, mengingat, berpikir, menyetujui
mernutuskan, menghendaki, menginginkan, ber
maksud
bagus, benar, salah
308
Dalam kalimatAnak itu berkata bahwa ia lapar, proposisiAnak itu,
berkata merupakan pengarah, dan proposisi Anak itu lapar merupakan
lSI. Lebih tepatnya lagi, kalimat ini ha~ dinyatakan dalam bentuk
persona pertama Saya lapar, karena anak. itulah yang berkata. Bahasa
tertentu memungkinkan wicara langsung (direct speech) dan wieara
tidak langsung (indirect speech). dan bahasa lain hanya menggunakan
kutipan langsung (lihat him 353--354). Bahasa Indonesia menggunakan
kedua-duanya: l)Anak itu berkata, "Saya lapar" dan 2)Anak itu berkata
bahwa ia lapar.
Proposisi Anak itu berkata merupakan pemyataan. Pengarahnya
bisa berupa proposisi pemyataan, pertanyaan, atau perintah. Per
hatikan contoh berikut:
PROPOSISI
1. [garah-APakah ia mena-
nyakan (sese-
orang)?
lSI "Apakah Badu
akan pergi ke
kota?"
2. [pengarah-KamU mengata
kan kepadanya.
lSI "Jangan pergil"
BENTUKBAHASAINDONESU
Apakah ia ~nanyakan
apakah Badu akan pergi ke kom?
Katakan kepadanya jangan pergi/
Perhatikan contoh berikut yang pengarahnya berupa wicara tidak
langsung:
1. [pengarah-Lukas berpikir
lSI bahwa '!Uti telah
pergi.
2. [pengarah-Tuti mengingin
kan
lSI bahwa kamu da
tang.
3. [pengarah -Anak-anak meli
hat
lSI bahwa mereka
pergi.
Lukas berpikir bahwa Thti
telah pergi ..
Thti ~nginginkan kamu
datang.
Anak-anak ~lihat ~reka
pergi.
HUBUNGAN ORIENTASI DAN HUBUNGAN PENJELASAN 309
Semua contoh di atas memperlihatkan pengarahnya dalam bentuk.
proposisi kejadian. Sebenamya pengarah dapat juga berupa proposisi
keadaan. Pemyataan seperti tidaklah bagus; memang benar bahwa,
dan perlu ... bahwa juga dapat dipakai sebagai pengarah untuk. lSI yang
mengikutinya. Perhatikan contoh berikut:
1. [pengarah -Tidaklah bague
lSI bahwa Tuti pergi
ke kota hari ini.
2. [pengarah-Memang benar
lSI bahwa kemarin
hujan.
3. [pengarah-Tidak mungkin
lSI bahwa mereka
menyelesaikannya
hari ini.
'IIdaklah bagus bagi Th.ti untuk
pergi ke kota hari ini.
Memang benar kemarin
hujan.
'IIOOk mungkin bagi mereka
untuk menyelesaikannya
hari ini.
Konstituen pengarah sering sekali berupa sebuah proposisi, sedang
kan ISlnya berupa satuan yang sangat besar dan rumit, bahkan ka
dang-kadang merupakan wacana sematan.
Secara ringkas, peran orientasi dapat didiagramkan sebagai berikut.
Subkelompok yang paling kanan tidak digunakan selanjutnya, dan
hanya disajikan di sini untuk. memperlihatkan jangkauan hubungan
orientasi yang luas. Hanya keadaan-INDUK dan pengarah-ISI saja
yang akan digunakan dalam contoh.
orientasi
~tempat
keadaan . waktu
latar belakang
~wicara persepsi pengarah kOgIlisi volisi evaluasi
Contoh hubungan orientasi berikut diambil dari teks bahasa Ese Ejja,
Bolivia (Shoemaker, Shoemaker, dan-Larson 1978). Terutama per
hatikan 1) bentuk Bahasa Ejja, 2) cara penulisan proposisinya, dan 3)
penerjemahannya.
310
1. Ese E.ija: Jjono ishi majje, mique bacua manoje-yo.
Ayahuascaminum sesudah, -mu anak akan-meninggall
[Waktu --- Sesudah saya minum ayahuasca.
INDUK---Anakmu akan meninggal.
Terjemahan: Sesudah saya minum obat ayahuasca, anakmu akan
meninggal.
2. Ese E.ija: Ecuana mijo jjashahuabaquinani poe'yani.
Kami kamu-tentang memikirkan kamu-datang
[ke.d.an --Kami memikirkan kamu.
INDUK Kami datang.
Terjemahan: Karena memikirkan kamu terus menerus, ],tami
datang mengunjungimu.
3. Ese E.ija: "Achejje quea-nee?" huahuiajja canaje Senora
Di-mana luka bertanya ia Nyonya
Cristaniya.
Crystal.
I lSI ----- Mana yang sakit?
'-- pengarah-- Nyonya Crystal bertanya.
Terjemahan: Nyonya Crystal bertanya, "Mana yang sakit?"
II. Hubungan penjelasan
Hubungan penjelasan terbagi dua subkelompok berdasarkan ada
tidaknya tumpang tindih isi informasi dari kedua satuan yang ber
hubungan itu. Jika informasinya tumpang tindih, hubungannya adalah
INDUK-pengungkapan kembali. Pengungkapan kembali itu mung
kin berupa pernyataan yang sepadan, amplifikasi (perluasan atau pen
jelasan), atau pernyataan yang lebih spesifik atau generik. Oleh karena
itu, ada tiga hubungan: INDUK-padanan, INDUK-amplifikasi',
GENERIK-spesifik. Jika tidak ada tumpang tindih informasi, hubung
annya berupa INDUK-perbandingan, INDUK- ilustrasi, INDUK;.
HUBUNGAN ORIENTASI DAN HUBUNGAN PENJELASAN 311
cara, dan kontras-JNDUK. Hubungan penjelasan disajikan sebagai
berikut:
penjelasan
JNDUK-padADan
pengungkapan ~INDUK-ampUfikui
<
kembali GENERIK-spesifik
INDUK-perbandingan
tanpa pengung-~ INDUK-ilustrasi
kapan kembali ~ INDUK-cara
INDUK-kontru
Bagan 26.3
A. Penjeluan dengan pengungkapan kembaU
L INDUK-podanan
INDUK-padanan menunjukkan bahwa kedua satuan itu menyam
paikan makna yang sama. Keduanya sepadan. Proposisi kedua hanya
merupakan pengungkapan kembali dari proposisi pertama. Pengung
kapan kembali itu bisa bempa ungkapan sepadan, pengingkaran (an
tonim), atau majas.
Padanan sering berfungsi untuk menambah prominensi (prominence)
dengan pengulangan. Pembicara ingin memberikan kesan yang lebih
kuat kepada pendengarnya. Perhatikan kalimat berikut dan analisis
proposisinya. Kedua proposisi itu dalam hubungan padanan (Barnwell
1981):
a. Bersukacita dan berRembiralah. Kedua proposisi Kamu ber
gembiradan ,Kamu bersukaczta merupakan dua cara untuk.
, mengatakan hal yang sama. Kedua proposisi ini sepadan.
b. Saya tercengang, heran, dan kaget. Kalimat ini mempunyai
tiga proposisi yang hampir bersinonim, yaitu saya tercengang,
saya heron, dansaya kaget. Ketiga proposisi itudalam hubung
an yang sepadan satu lain.
c. Saya mengatakan yang sebenarnya, saya tidak berbohong.
Kedua proposisi yang diwakili oleh kalimat ini juga dalam
hubungan padanan, karena proposisi kedua tidak berbohong
sama maknanya dengan yang pertama mengatakan yang
sebenarnya. Informasinya sama, tetapi diungkapkan kembali
dengan menggunakan antonim dan pewatas (modifier) negatif.
Contoh lain yaitu dalam kalimatPercayalah danjangan ragu.
312
[INDUK Percayalahl
pengungkapan kembali -Jangan ragu-ragul
Banyak contoh untuk pengungkapan kembali dengan penggunaan
majas yang berbeda terdapat dalam puisi Ibrani. Misalnya, Mazmur
18:5 berbunyi, 'lhli-tali maut telah meliliti aku, dan banjir-banjir jaha
nam telah menimpa aku. Dalam klausa pertama, tali-tali maut me
rupakan citra yang digunakan untuk memerikan kematian. Dalam
klausa kedua, banjir-banjir jahanam merupakan cara lain untuk mem
bicarakan kematian. Di sini juga ada padanan dengan pengungkapan
kembali informasi yang sama.
2. INDUK-ampliJikCUli
INDUK-amplifikasi merupakan hubungan antara dua buah satuan
komunikasi. Salah satu satuan komunikasi ini menyampaikan Bemus
infonnasi yang sudah terdapat dalam satuan komunikasi lainnya, ber
sarna dengan informasi tambahan. Infonnasi tambahan ini dapat men
jelaskan hal seperti partisipan, waktu, tempat, atau cara. Misalnya,
kedua proposisi yang diwakili oleh kalimat Ia buka praktek dokter;ia
praktek di klinik di kota melukiskan hubungan ini. Klausa yang kedua
merupakan amplifikasi dari Ia praktek dokter.
[ INDUK - Ia merawat (orang yang sakit) dengan obat.
amplifikasi-Ia merawat (orang) di klinik di kota.
3. GENERlK-spesiJik
Dalam hubungan GENERIK-spesifik, bagian spesifik memberikan
rincian yang lebih tepat. Satuan GENERIK mencakup infonnasi yang
berada dalam satuan spesifik. Dengan kata lain, proposisi generik men
cakupunsur lebikal yang terdapat dalam proposisi spesifik (lihat
hIm. 70). Dalam contoh berikut, proposisi pertamanya mencakup kata
potong, dan yang kedua mencincang, yang merupakan jenis spesifik
memotong.
[
GENERIK--Ia memotong-motong daging itu.
spesifik --Ia mencincang daging itu hingga halus
sekali.
HUBUNGAN ORIENTAS1 DAN HUBUNGAN PENJELASAN 313
Proposisi GENERIK dapat memperkenalkan serangkaian proposisi
epesifik. Perhatikan, misalnya, Badu bekerja keras sepanjang hari. 1a
memotong rumput, mengecat pagar, menanam sayuran, dan meng
angkat air. Kedua kalimat ini mewakili lima proposisi. Proposisi per
tama Badu bekerja keras sepanjang hari meru.pakan proposisi $enerik.
Proposisi-proposisi yang mengikutinya 1a memotong rumput, ia me
ngecat pagar, ia menanam sayuran, dan 1a mengangkat ailr merupakan
empat proposisi spesifik yang digolongkansebagai "jenis pekerjaanyang
dilakukan di kebun." Struktur proposisi-proposisi ini dapat didiagram
kan sebagai berikut.
[
GENERIK Badu bekerja keras sepanjang hari.
-{
apesifik I--Badu memotong rumput.
spesifik 2 --Badu mengecat pagar.
Spesifik
8p8sifik 3 --Badu menanam sayur.
spesifik 4-- Badu mengangkat air.
Kadang-kadang rinciannya diberikan terlebih dahulu, kemudian
diikuti oleh proposisi GENERIK Dalam bahasa Indonesia dapat juga
dikatakan Badu memotong rumput, mengecat pagar, menanam sayur,
dan mengangkat air. 1a bekerja keras sepanjang hari.
Beberapa contoh penjelasan dengan pengungkapan kembali dapat
dilihat di bawah ini. Perhatikan dengan cermat bentuk teke sumber,
proposisinya dan terjemahan bahasa Indonesianya.
a. Ese Jlijja E'e de, eya queea eoija misi; quea
Ya sebetulnya, saya adalah mata buram adalah
eoija
mata
apo.
gelap
[
peng--eBrah ---I'ND--U-K--- Memang benar.
--- Mata saya melihat samar-samar.
lSI
padanan --Mate saya melihat kegelapan.
Terjemahan: Memang benar bahwa saya tidak dapat melihat de
ngan jelas. Semuanya gelap.
314
b. Ese Jqja: Majoya Queba cuia canaje,
Kemudian Si-Tuli menabrak ia-melakukan
jaabichaquinaje, eshe ma' cum
menjatuhkan kehidupan tanpa menabrak
mee a canaye, ana-aiya.
menyebabkan melakukan ia-melakukan sapi-itu
[
GENERIK Sapi itu menabrak Si Tuli.
-{
BpeBifik 1 --Sapi itu meqjatuhkan Si 'fuli.
Irpellifik rSapi itu menyebabkan
BpeIIifik 2 L
Si Tuli itu menjadi pingsan.
Terjemahan: Kemudian sapi itu menabrak Si Tuli, menjatuhkan
nya, dan membuatnya pingsan.
Untuk teks yang lebih panjang, kelihatannya lebih tepat digunakan
kata RINGKASAN untuk satuan GENERIK itu. Dalam sebuah teks
sering ada pengungkapan kembali beberapa satuan komunikasi secara
generik. RINGKASAN semacam ini membantu mengenal batasan an
tarsatuan yang l~bih besar dalam sebuah teks.
B. Penjelasan tanpa pengungkapan kembali
Sekarang kita akan menyelidiki hubungan penjelasan tanpa tum
pang tindih informasi. Bagian yang satu bukan merupakan pengung
kapan kembali dari bagian lainnya, dan kedua bagian itu tidak me
ngatakan hal yang sama. Bagian kedua sekedar menjelaskan dengan
menambahkan informasi baru. Informasi baru ini mungkin berupa
perbandingan, ilustrasi, cara, atau kontras. Sekarang kita akan
melihat contoh dari tiap jenis ini.
L Perbandingan-INDUK
Hubungan perbandingan-INDUK didasarkan atas titik kemiripan
antaroua satuan. Kita telah membahas salah satujenis utama perban
dingan dalam bab 23 tentang metafora dan simile. Kecuali untuk
metafora, perbandingan itu biasanya diungkapkan dalam struktur
gramatikal secara eksplisit dengan prefiks se-, atau kata sebagai, seper·
ti, dan, atau daripada.
HUBUNGAN ORIENTASI DAN HUBUNGAN PENJELASAN 315
Contoh: Ia setinggi Budi.
Ia sama tinggi dengan Budi.
Informasi yang dibiarkan implisit .dalam bentuk gramatikal
merupakan ·ciri khas suatu bahasa. Bentuk ini memberikan kesan
bahwa hanya ada sebuah proposisi, padahal sebetulnya ada dua. Per
hatikan contoh berikut:
a. Rambutnya putih seperti kapas.
Bagian terakhir putih dibiarkan implisit. Perhatikan proposisi di
bawahini.
[perbandingan ------ Kapas itu putih.
INDUK--------- Rambutnya putih.
b. Saya lebih tinggi dari dia.
Proposisi kedua diwakili dengan kata dia, sehingga proposisinya
yang lengkap yaitu dia tinggi. Perbandingannya yaitu antara saya
tinggi dan dia tinggi.
[
INDUK Saya sangat tinggi.
perbandingan -- Dia tinggi.
2. IluBtrasi-INDUK
Peran ilustrasi digunakan untuk membicarakan peran perbandingan
yang diisi oleh satuan yang lebih besar seperti paragraf. Ada yang lebih
senang menggunakan kata contoh, tetapi kita akan menggunakan kata
ilustrasi di sini. Dustrasi hanyalah perbandingan besar. Contoh ilus
trasi berikut (yang tercetak miring) diambil dari Alkitab (Mrk 4:30-32):
Allah akan mulai memerintah sangat sedikit orang dan akhimya
akan memerintah sangat banyak orang seperti halnya tanaman sesawi
yang mulai dengan benih yang sangat kecil dan tumbuh menjadi pohon
yang sangat besar.
3. Cara-INDUK
Dalam hubungan cara-ThiTIUK, cara menjelaskan dan rnendukung
INDUK dengan memberikan informasi yang menjawab pertanyaan,
316
"Dengan cara apa, bagaimana kejadian itu teIjadi?" Cara Bering meru
juk ke sesuatu yang teIjadi secara serempak, dan memerikan bagai
mana kejadian tertentu dilaksanakan. Misalnya, kalimat la berjalan
cepat, meninggalkan teman-temannya terdiri dari dua proposisi: la
meninggalkan teman-temannya dan la berjalan cepat. Proposisi yang
kedua mempunyai peran cara. [INDUK--- Ia meninggalkan teman-temannya.
cara ---- Ia beIjalan cepat.
Contoh lain: la menyapu lantai menurut earn yang diajarkan ibunya.
[INDUK -- la menyapu lantai (dengan cara tertentu).
cara Ibunya mengajarinya menyapu lantai de
ngan cara tertentu.
4. Kontras-INDUK
Hubungan kontras-INDUK muncul, jika terdapat paling kurang dua
titik perbedaan antara kedua satuan itu dan satu titik kemiripan. Salah
satu titik perbedaan itu mencakup pertentangan. Apabila dua proposisi
dihubungkan melalui kontras-INDUK, maka harus ada:
a. sebuah titik perbedaan atau kontras,
b. sebuah perbedaan melalui pertentangan (biasanya positif
negatif),
C. sebuah kemiripan, atau paling tidak sebuah makna yang
yang tumpang tindih.
Kalimat Saya pergi kuliah han ini, tetapi Budi tidak terdiri dari dua
proposisi Saya pergi kuliah hari ini dan Budi tidak pergi kuliah han ini.
Perbedaan pertama yaitu antara saya dan Budi, dan perbedaan melalui
pertentangan yaitu antara pergi dan tidak pergi. Kemiripan atau tum
pang tindih maknanya yaitu dalam frase kuliah han ini. Oleh karena
itu, hubungan antara kedua proposisi itu berupa INDUK-kontras.
[
INDUK---Saya pergi kuliah hari ini.
kontras ---Budi tidak pergi kuliah hari ini.
HUBUNGANORIENTASI DAN HUBUNGAN PENJELASAN 317
Dalam struktur gramatikal, yang mengkodekan kontras, beberapa
informasinya mungkin dibiarkan implisit. Misalnya, dalam kalimat Se
moo orang pergi ke pesta kecooli Budi, frase kecuali Budi mewakili
proposisi Budi tiOOk pergi ke pesta. Bahasa Indonesia menggunakan
kata kecuali untuk mengungkapkan hubungan ito, dan hanya per
bedaan antara semoo orang dan Budi yang diungkapkan dalam kalimat
itu. Akan tetapi, perbedaan melalui pertentangan ditemukan dalam
pergi dan tiOOk pergi dan kemiripannya yaitu dalam £rase ke pesta.
[
INDUK ----Semua orang lainnya pergi ke pesta.
kontras --Budi tidak pergi ke pesta.
Titik kemiripan atau tumpang tindih makna tidak selalu diungkap
kan seperti dalam £rase kuliah hari ini dan pesta. Kemiripan itu dapat
diungkapkan dengan sinonim atau antonim, tetapi tetap masih ada
kontras. Misalnya, dalam kalimatBadu sangat cerdas, tetapi Budi tidak
terlalu panOOi, perbedaan pertama yaitu antara Badu dan Budi. Per
bedaan melalui pertentangan ditemukan dalam sangat dan tidak ter
lalu. Kemiripannya ditemukan dalam sangat cerdas dan terlalu panOOi
yang mempunyai tumpang tindih informasi sebagian melalui sinonim
dalam konteks ini.
Dalam kalimat Ia mengirimnya bulan lalu, tetapi saya baru
menerimanya hari ini, perbedaan pertama yaitu antara ia dan saya.
Perbedaan melalui pertentangan ditemukan dalam penggunaan konsep
resiprokal menerima. Mengirim dan menerima merupakan Iawan kata.
Kedua proposisi iiu yaitu Ia mengirimnya dan Saya menerimanya.
Tidak ada kata negatif yang menunjukkan pertentangan karena an
tonim itu sendiri menunjukkan pertentangan. Kemiripan terdapat pada
kata mengirim dan menerima karena keduanya merupakan konsep
resiprokal. (Untuk Iebih banyak contoh mengenai kontras, lihat
Barnwell 1980:97.)
Ketidakselarasan penanda hubungan
Setiap bahasa mempunyai cara yang berbeda untuk mengkodekan
hubungan. MisaInya, penandaan hubungan INDUK-perbandingan
dalam bahasa Inggris berbeda dengan bahasa Indonesia dan bahasa
bahasa di Papua Nugini. Bahasa Inggris mempunyai tiga tingkat per
bandingan, yaitu normal, komparatif ('/ebih ... j, dan superlatif
('paling ... j. Perhatikan contoh berikut:
318
NORMAL
big ('besarj
fast ('cepafJ
bad ('jelek?
good ('baik?
quickly (dengan cepat)
quick ('cepaf)
slow (7.ambat?
KOMPARATIF
bigger
faster
worse
better
more quickly
quicker
slower
SUPERLATIF
biggest
fastest
worst
best
most quickly
quickest
slowest
Bahasa Indonesia tidak mempunyai penanda seperti -er dan -est,
tetapi mempunyai kata lebih .... (dari/daripada ... J dan paling. Ban
dingkan daftar berikut dengan daftar dalam bahasa Inggris di atas.
besar
cepat
jelek
baik
lambat
lebih besar
lebih cepat
lebihjelek
lebih baik
lebih lambat
paling besar
paling cepat
paling jelek
paling baik
paling lambat
[Dalam bahasa Indonesia, ada juga yang menambahkan perbanding
an eksesif ke dalam ketiga perbandingan di atas. Perbandingan ini
menggunakan kata-kata seperti amat sangat. Contohnya yaitu amat
sangat pintar, amat sangat cantik.J
Bahasa Inggris dan bahasa Indonesia menggunakan komparatifun
tuk membandingkan dua hal atau benda, dan menggunakan superlatif
untuk tiga atau lebih hal atau benda. Misalnya, Parjo lebih tinggi daTi
Anton, tetapi 7bno-lah yang paling tinggi. Tidak semua bahasa mem
punyai bentuk ini. Dalam teIjemahan, mungkin harus dikatakan Parjo
tinggi, Anton tidak setinggi itu. 7bno melampaui kedua temannya. Ia
sangat tinggi.
Terjemahan komparatif mungkin mencakup pelbagai jenis
penyesuaian. Di sini diberikan beberapa contoh untuk memperlihatkan
pelbagai bentuk gramatikal yang mungkin digunakan Wltuk meng
kodekan hubungan perbandingan semantis.
Kadang-kadang dalam gramatika, kata sangat digunakan untuk.
menandai komparatif, misalnya, kalimat berikut diambil dari bahasa
Ese Eija, Bolivia:
Tumi Chucua ecuea quea-boti nee; Gonzalo ecuea boti'ama .
. '!\uni Chucua -ku seperti sangat Gonzalo -ku seperti-tak
Dalam bahasa Indonesia kalimat itu berarti Saya tidak menyukai
kota Gonzalo seperti saya menyukai Tumi Chucua. Perhatikan, bahasa
HUBUNGAN ORIENTASI DAN HUBUNGAN PENJELASAN 31~
Ese Eija menggunakan kata sangat dalam klausa yang satu, dan kata
tiOOk dalam kIausa lainnya.
Kadang-kadang dapat digunakan antonim (kontras dengan meng
gunakan lawan kata). Kalimat Jeruk lebih manis dari lemon diter
jemahkan ke dalam bahasa Ese Eija akan beru.pa:
Nanaja quea-biquia,· nemohue quea-sese.
Jeru.k manis; lemon asam.
Kalimat bahasa Ese Ejja:
Donaldo quea-ao nee; Juan quea-ao pishana.
Donald tinggi sangat; Jack tinggi sedikit.
diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia dengan Donald lebih
tinggi dari Jack. Contoh lain yaitu:
mai quea-ca'a; pashiye quea-tona.
Palem keras; (kayu) pala-maria Iembut.
Kalimat ini diteIjemahkan ke dalam bahasa Indonesia dengan Kayu
palem lebih keras dari kayu pala-maria.
Bahasa Spanyol menggunakan bentuk berikut yang berarti Lukas
besar, Badu lebih besar dan David paling besar:
Pedro es grande.
Petrus adalah besar.
Juan es mas grande.
Yohanes adalah Iebih besar.
David es el mas grande.
Daud adalah (artikel) lebih besar.
Bahasa sasaran mempunyai bentuk tersendiri untuk mengungkap
kan tingkat perbandingan, dan bentuk ini bisa sangat·berbeda dengan
bentuk bahasa sumber. Perbandingan superlatiflebih rumit karena ada
tiga hal yang dibandingkan. Bahasa Inggris mempunyai bentuk -est
yang ditambahkan kepada kata seperti big, little. untuk menunjukkan
superlatif seperti yang ditunjukkan dalam daftar di halaman sebeIum
nya. Contoh berikut memperlihatkan cara menangani ketiga jenis per
bandingan ini dalam bahasa-bahasa di Papua Nugini.
Bahasa Indonesia:
Kota Bandung lebih besar daripada kota Bogar, tetapi kota Jakarta
paling besar.
320
Berikut ini yaitu saran penulisan kembali dalam bahasa-baha
Papua Nugini:
1. Kota Jakarta besar dan kota Bandung dan kota Bogor tid~
sebesar itu.
2. Kota Bandung hesar; kota Bogor keeil; tetapi kota Jakan
sangat besar.
Masih ada banyak contoh lain lagi yang memperlihatkan penyim
pangan antara struktur semantis dan struktur gramatikal dalam me
wakili perbandingan itu. Di sini hanya diherikan beberapa contoh untul
melatih kewaspndaan peneIjemah pada masalah ini. PeneIjemah tidal
boleh meneIjemahkan perbandingan secara harfiah. Ia harus memo
pelajari teks sumber untuk menemukan hubungan semantisnya, ke·
mudian meneIjemahkan dengan bentuk bahasa sasaran yang seBuai
Penerjemah harus menggunakan penyimpangan yang khas dalam
bahasa sasaran, tetapi yang mungkin tidak khas dalam bahasa sumber.
LATllIAN - Hubungan Orientasi dan Hubungan Penjelasan
A. Contoh berikut menggambarkan hubungan keadaan-INDUK.
Ada yang menunjukkan tempat, waktu dan latar belakang lain
nya. Carilah bagian kalimat yang mengungkapkan propoBisi
keadaan, dan terjemahkanlah kalimat itu ke dalam bahasa lain.
1. Sewaktu Tuti berbelanja di pasar, ia melihat temannya.
2. Persis saat matahari akan terbenam, mereka tiba di desa.
3. Ia masuk ke rumah basah kuyup.
4. Ketika jam menunjukkan pukul 12, semua orang berhenti
untuk makan siang.
5. Mereka meninggalkan perahu itu 'di tempat yang ber
pematang.
6. Ia tiba di pesta dengan mengenakan baju biru yang indah.
B. Garis bawahilah :bagian kalimat berikut yang mengkodekan
proposisi pengarah, dan teIjemahkanlah kalimat itu ke dalam
bahasa lain.
1. Nani ingin makan lontong.
2. "Saya sudah capek belajar," kata Budi.
3. Fanni mengatakan bahwa ia tidak tahujawabannya.
4. Joko merasa sampan itu terlalu keeil untuk orang sebanyak
itu.
HUBUNGAN ORIENTASI DAN HUBUNGAN PENJELASAN 3&11
5. Sewaktu mereka betjalan melalui kebun itu, Tuti merasa hari
akanhujan.
6. .. Jangan mendekati air tetjun itu," . teriak Pak Adam kepada
anak-anaknya.
C. Hubungan antarproposisi dalam tiap soal berikut adalah peng
ungkapan kembali. Apakah hubungannya berupa INDUK
padanan, INDUK-amplifikasi, ataukah GENERIK-spesifik?
1.[ Teguhkanlah hatimu.
Jangan takut.
2'1 la datang ke rumah saya.
L Ia berkendaraan.
3'1 Ia berteriak keras-keras.
L la mempromosikan hasil
karyanya dengan suara
nyaring.
4.[ Hujan turun pada Malam
TahunBaru.
Hujan turun dengan
derasnya.
Teguhkanlah hatimu dan ja
ngan takut.
Ia berkendaraan ke runnah
saya.
Ia berteriak keras-keras un
tuk mempromosikan hasil
karyanya dengan suara nya
ring.
Hujan turun dengan deras
pada Malam Tahun Baru.
5. Ekonominya membaik. Ekonominya membaik, dan C Rakyat dan bisnis menda- rakyat dan bisnis mendatang
tangkan lebih banyak uang. kan lebih banyak uang.
6'1 Orang-orang kaget.
LOrang-orang ingin tahu.
Orang-orang kaget dan ingin
tahu.
D. Hubungan antar proposisi dalam tiap soal berikut adalah
INDUK- penjelasan. Apakah hubungannya berupa INDUK-per
bandingan, INDUK-ilustrasi, INDUK-cara, ataukah INDUK
kontras?
1. C Baju ini bague.
Baju biru itu lebih bague.
2'[la melakukan pekerjaan
nya dengan cara tertentu.
Ia telah diajarkan cara
melakukan pekerjaannya.
Baju biru itu lebih bagus
daripada yang ini.
Ia melakukan pekerjaannya
dengan cara yang diajarkan
kepadanya.
322
3.[ Saya makan rambutan dan Saya makan rambutan dan
lengkeng. lengkeng, tetapi dia hanya
Dia hanya makan lengkeng. makan lengkeng Baja.
4.r-Ia pergi.
L Ia gembira.
5.[ Badu datang kemarin.
Budi belum tiba
Ia pergi dengan gembira.
Badu datang kemarin, tetapi
Budi belum tiba.
E. Terjemahkanlah Boal di C dan D ke dalam bahaBa lain.
Bab27
Hubungan Logis
Hubungan logis merupakan hubungan pendukung-INDUK non
kronologis yang selalu terdapat konsep atau gaga san sebab-AKIBAT.
Walaupun digolongkan nonkronologis, akibat biasanya mengikuti
sebab menUlUt UlUtan waktu. Biasanya ada elemen waktu, tetapi tidak
selalu. (Allah itu baik karena Ia Allah). Kerangka waktu tidaklah
penting; yang penting ialah hubungan logis antarkedua satuan itu.
Hubungan logis kadang-kadang disebut hubungan argumentasi.
(Lihat Beekman dan Callow 1974:300,dan Barnwell 1980:178.)
Sebelum membahas hubungan logis secara menyeluruh, kita akan
melihat pembagiannya dan membandingkannya.
1. Alasan-HASIL: Thno mencuci mobil itu, karena mobil itu kotor.
[
HASIL----Thno mencuci mobil itu,
alasan ---- (karena) mobil itu kotor.
2. Sarana-HASIL: Dengan mencuci mobil itu, Thno membuat mo
bil itu beniih.
[ sarana ---- (Dengan) Thno mencuci mobil itu,
HASIL mobil itu menjadi bersih.
3. Tujuan-SARANA: Thno mencuci mobil itu agar mobil itu ber
sih.
[ SARANA---Thno mencuci mobil itu
tujuan---- (agar) mobil itu bersih.
324
4. Konsesi-LAWAN HARAPAN: Walaupun '!bno mencuci mobil itu,
mobil itu tidak hersih.
[
kODSesi --- (Walaupun) '!bno mencuci mobil itu,
LAWAN mobil itu tidak bersih.
HARAPAN
5. Dasar-KESIMPULAN: Mobil itu bersih, jadi '!bno pasti telah
mencucinya.
[ dasar . Mobil itu bersih,
KESIMPULAN - Gadi saya berkesimpulan bahwa) '!bno telah
mencuci mobil itu.
6. Dasar-DESAKAN: Mobil itu kotor, jadi cucilah itu, '!bno.
[
. dasar ' Mobilnya kotor.
DESAKAN-- (Jadi saya memerintahkan) kamu, Tono,
cucilah mobil itu!
7. Syarat-KONSEKUENSI: Jika mobil itu kotor, '!bno akan men
cucinya.
[
syarat ---- (Jika) mobil itu kotor,
AKIBAT ---- '!bno akan mencuci mobil itu.
Dalam hubungan di atas, huruf besaniya menandakan INDUK gu
gus proposisi dan mempunyai prominensi wajar. Misalnya, HABIL
biasanya lebih promincn daripada alasan. Akan tetapi, jika proposisi
lainnya lebih prominen, bentuk gramatikal bahasa itu dapat menandai
proposisi prominen itu. Misalnya dalam kalimat Karena mobil itu kotor,
1bno mencucinya, penulis bermaksud membuat alasan, sama prominen
nya dengan HASIL. Dalam bahasa Indonesia, cara ini dilakukan dengan
pengedepanan klausa alasan. Apabila proposisi alasan lebih prominen
daripada HASIL, hubungannya dapat didiagramkan sebagai:
[
basil ---- '!bno mencuci mobil itu.
ALASAN--- (Karena) mobil itu kotor.
HUBUNGAN LOGIS 325
1. Alatlan-HASIL
Dalam hubungan alasan-HASIL, proposisi yang mempunyai peran
alasan menjawab pertanyaan "Mengapa hasilnya demikian?" Dalam
bahasa Indonesia, hubungan ini sering ditandai dengan kata seperti ka
rena, sebab, oleh karena itu, jadi, malta. Perhatikan kalimat berikut:
1. Tini mengambil cuti karena ia capek.
2. Karena capek, Tini mengambil cuti.
3. Tini capek, maka ia mengambil cuti.
4. Tini capek,jadi ia mengambil cuti.
Dalam setiap kalimat di atas, struktur gramatikaInya sepadan de
ngan struktur proposisi, tetapi menggunakan bentuk. yang berbeda
beda untuk. menandai hubungan itu.
Akan tetapi, penyimpangan antara struktur gramatikal dan struktur
proposisi Bering terjadi. MisaInya 'Ifni kehilangan semangat dengan
adanya pekerjaan yang menumpuk itu. Knlimat itu mewakili HASIL
'IIni kehilangan semangat, dan alasan 'Ifni mempunyai banyak sekali
pekerjaan yang harus dikerjakan. Di sini preposisi dengan digunakan
dalam fungsi sekunder untuk. menandai hubungan alasan-HASIL.
Biasanya dengan menunjukkan sarana.
Dalam bahasaAguaruna, Peru, hubunganaIasan-HASILtidakditan
dai dengan partikel khusus, seperti dalam bahasa Indonesia, tetapi
seIaIu terdiri dari kutipan Iangsung. Perhatikan contoh di bawah ini
(Larson 1978:91):
____ -----i[pengarah --- Saya berkata
[
alas an lSI Kamu tunggu saya!
HASIL ------------- Saya kembali cepat-cepat ke
seberang (sungai itu).
Terjemahan: Karena saya telah meminta mereka menunggu saya,
saya cepat-cepat kembali ke seberang sana.
Dalam kalimat berikut, bagian kalimat yang mengkodekan proposisi
alasan tercetak miring:
1. 7bno begitu marah sehingga ia meneriaki anak-anak itu.
2. Karena capek, Joko tidur agak pagi.
3. Peter lupa membawa uang, karena itu ia tidak makan siang.
4. Anak-anak tidak dapat bermain di Iuar karena hujan.
326
2. Sarana-HASIL
Dalam hubungan sarana-BASIL, proposisi sarana menjawab per
tanyaan "Bagaimana terjadinya hasil itu?" Hubungan sarana-HASIL
sering diungkapkan dalam bahasa Indonesia dengan kata seperti de
ngan atau melalui, misalnya Ia memenangkan perlombaan itu melalui
latihan yang terus menerus. BASILnya yaitu ia memenangkan perlom
baan dan sarana yang digunakan yaitu ia berlatih secara intensif. Sa
rana sering mengandung gagasan yang ingin dicapai, sedangkan alasan
tidak. Perhatikan contoh berikut ini (yang proposisi sarananya tercetak
miring):
1. Melalui kerja keras, ia dapat menyelesaikan tugasnya Iebih
awal.
2. Mereka mencegah masuknya pencuri ke dalam nunah melalui
kewaspadaan penuh.
3. Mahasiswa memenangkan tumamen dengan bermain kompak
sekali.
4. Dengan menyimpan uang di bank, ia menabung cukup
banyak untuk membeli sebuah rumah.
Cara bahasa menunjukkan hubungan ini dalam gramatika berbeda
beda. Dalam bahasa Ese Ejja, Bolivia, verba dapat mengambil sufiks -jje
yang menyatakan dengan memakai. Perhatikan contoh berikut:
Ese Ejja:
Doctoraa yacua caJ.je se jjaajaq uija 'yo
Dokter menyuntik ia-dengan kita akan-sembuh
I sarana
- HASIL,-----
Dengan bantuan dokter yang menyuntik (kita)
kita akan sembuh.
Terjemahan: Kita akan sembuh dengan meminta dokter menyun
tik kita.
3. TuJuan-SARANA
Dalam hubungan tujuan-SARANA, proposisi SARANA menjawab
pertanyaan, "Apa yang dilakukan untuk mencapai tujuan ini?" Ada
tujuan yang disengaja, artinya sebuah SARANA sengaja digunakan
untuk menghasilkan tujuan tertentu. Perbedaan antara sarana-HASIL
dan tujuan-SARANA ialah bahwa HASIL sudah tercapai, sedangkan
tujuan mungkin belum tercapati. Perhatikan perbedaan berikut:
sarana-HASIL :
tujuan-SARANA:
HUBUNGAN LOGIS 327
Dengan tekun belajar, ia lulus ujian.
Agar dapat lulus ujian, ia belajar dengan
tekun (tetapi ia tidak lulus).
Dalam bahasa Indonesia, hubungan tujuan-SARANAsering ditandai
dengan konjungsi agar, supaya, untuk, dan sehingga. Misalnya, kalimat
Ia pergi memanggilnya untuk makan siang terdiri dari dua proposisi:
SARANAnya yaitu ia pergi, dan tujuannya (agar) ia memanggilnya un
tuk makan siang. Perhatikan contoh tambahan berikut (yang proposisi
tujuannya tercetak miring):
1. Thno pergi ke toko untuk membeli buku.
2. Agar dapat tiba di sana tepat pada waktunya, mereka naik
taksi.
3. Saya datang untuk membangunkan kamu.
4. Ia menjemur baju itu agar baju itu menjadi kering.
Dalam contoh berikut dari bahasa Ese Ejja, sufiks iii dipakai untuk
menyatakan peran tujuan:
Ese Ellia: Chaco cue miya, daquijji epo'yojji.
adalah. KeIja imperatif kamu baju-mempunyai
[ SARANA --- Kamu bekeIja!
tujuan agar kamu mempunyai pakaian.
Terjemahan (bahasa Indonesia): Kamu harus bekerja untuk
mendapatkan baju.
Terjemahan (bahasa Yaweyuha, Papua Nugini): "Baju saya
akan-dapat," mengatakan, pekerjaan kamu-harus-me
lakukan.
Sebab-Akibat Maksud Akibat Sebab meojawab pertanyaan:
ALASAN-HASIL tidak sebenar- Mengapa hasilnya demikian?
SARANA-HASIL ya nya Bagaimana teIjadinya hasil itu?
SARANA-TUJUAN potensial Apa yang dilakukan untuk men-
capai tujuan yang diinginkan?
Bagan 27.1
328 PENERJEMAIiAN BERDASAR MAKNA
Bagan 27.1 diatas (disadW" dari Beekman, Callow.dan Kopesec 1981:
102) dapat membantu memperlihatkan perbedaan antarketiga hubung·
an yang dibahas dil atas.
4. KonseBi·LAWAN HARAPAN
Hubungan konsesi-LAWAN HARAPAN mempunyai unSW" ya.ng ti-
dak didug~ sebelumnya. Ada tiga bagian dalam hubungan ini, yaitu:
1. sebab (bagian konsesi),.
2. akibat yang diharapkan, dan
3. akibat yang tidak diharapkan (bagian LAWAN HARAPAN).
Dalam bahasa Indonesia biasanya hanya dua dari tiga bagian itu
yang dibuat eksplisit dalam gramatika. Misalnya, perhatikan kalimat
berikut: Walaupun dokter menganjurkan Joko untuk tidak ke loor
rumah, ia tetap pergi menonton bola. Ketiga bagian itu ialah:
1. Sebab: Dokter menyuruh Joko tidak ke luar rumah.
2. Akibat yang diharapkan: Joko tinggal di rumah.
3. Akibat yang tidak diharapkan: Joko pergi menonton bola.
Perhatikan, proposisi kedua (akibat yang diharapkan) tidak dima-
sukkan dalam kalimat. Yang muncul hanyalah akibat yang tidak diba
rapkan dan sebabnya. Akan tetapi, kalimatMeskipun ada anjuran dok
ter, Joko pergi menonton bola, alih-alih tinggal rumah, mencakup ke
tiganya. Bentuk kalimatDokter menyuruh Joko tinggal di rumah, tetapi
ia tidak mengindahkannya mencakup sebab, dan pengingkaran dari
akibat yang diharapkan. Semua bentuk ini mempunyai makoa yang
sarna.
Dalam bahasa Indonesia, hubungan ini sering ditandai dengan kata
seperti walaupun, walau, biarpun, meskipun, dan sungguhpun. Dalam
kalimat berikut, proposisi konsesinya tercetak miring, dan informasi
implisitnya ditambahkan dalam kurung.
1. Walaupun anak-anak itu makan begitu banyak apel mentah,
mereka tidak merasa mual. (Seharusnya mereka merasa
mual.)
2. Saya menunggu lama sekali, tetapi tidak ada yang datang.
(Seharusnya seseorang akan datang.)
3. Biarpun sudah dilarang mereka pergi juga. (Seharusnya
mereka tidak pergi.)
4. Walaupun bangun pagi, saya tetap harus bW"u-bW"u. (Seharus
nya saya tidak terbW"u-buru.)
HUBUNGAN LOGIS 329
Dalam contoh berikut dari bahasa Ese Ejja, kata jama-tii dipakai
untuk menunjukkan hubungan konsesi-LAWAN HARAPAN.
Ese Ejja: Jjeya quea-pame nii, jama-tii chacochaco jjima.
Sekarang bague sangat namun pekeIjaan belum.
[
konsesi Hari yang cerah sekali (cuaca hari ini bague
sekali).
LAWAN HARAPAN- Ia belumjuga pergi keIja.
sebab: Cuacanya cerah sekali hari ini.
akibat yang diharapkan: Ia akan pergi bekeIja.
akibat yang tidak diharapkan: Ia tidak pergi bekeIja.
Terjemahan: Cuaca han ini bagus sekali, tetapi ia belum juga
pergi bekeIja.
5. Dasar-KESIMPULAN
Hubungan dasar-KESIMPULAN menjawab pertanyaan "kenyataan
apa yang merupakan dasar kesimpulan itu?" Hubungan antara dasar
dan KESIMPULAN dapat dinyatakan dengan kata oleh karena itu,
maka, pasti, saya berkesimpulan bahwa, atau kesimpulannya yaitu di
antara kedua proposisi itu. Misalnya, kalimat Pintunya tidak terkunci,
jadi Tini pasti berada di rumah terdiri dari dua proposisi. Dasarnya
yaitu Pintunya tidak dikunci, dan KESIMPULANnya yaitu lIni pasti
berada di rumah. Hubungan itu dapat dinyatakan dengan Pintu itu
tidak dikunci, oleh karena itu saya berkesimpulan bahwa lIni berada di
rumah.
Contoh lain (proposisi dasarnya tercetak miring):
1. Angin bertiup kencang sekali, pasti sebentar lagi akan
turun hujan deras.
2. Ia murung sekali karena ia gagal dalam ujian.
3. Pasti Tini sudah datang, saya melihat anaknya tadi.
Dalam contoh berikut dari bahasa Ese Ejja, hubungan dasar- KESIM
PULAN dinyatakan dengan klaus a yang berdekatan satu sarna lain.
Tidak ada kata atau sufiks yang menyatakan hubungan ini; hanya letak
klausanya saja yang berdekatan.
Ese Eija: Ova Maria pojia'a mano'yonaje Maria pojja'a manoje.
Ia Maria mungkin sakit-tetap Maria mungkin sakit-mati.
330
[ dasar Maria sakit parah sekali.
KESIMPULAN --Mungkin Maria akan meninggal.
Tel'jemahan: Maria sakit parah sekali, mungkin akan meninggal.
6. Dasar-DES4KAN
Hubungan dasar-DESAKAN mirip sekali dengan hubungan dasar
KESIMPULAN, tetapi dalam dasar-KESIMPULAN, KESIMPULAN
nya merupakan suatu pernyataan; dan dalam dasar-DESAKAN, DE
SAKANnya seIaIu merupakan perintah. Perhatikan perbedaan kedua
contoh berikut:
Dasar-KESIMPULAN: Lantainya bersih, karena itu seseorang
pasti telah menyapunya.
Dasar-DESAKAN: Lantainya sudah bersih, jadi jagalah
supaya tetap bersih!
Dalam bahasa Indonesia hubungan dasar-DESAKAN ditandai de
ngan katajadi, maka, dan oleh karena itu. Perhatikan contoh berikut
(yang proposisi dasarnya tercetak miring):
1. Ayah baru saja mengecat meja itu,jadijangan menyentuhnya.
2. Sudah malam sekali, ayo, kita tidur saja.
3. Pulanglah sekarang, karen a kamu harus ke sekolah besok.
4. Petrus suka makan ikan, jadi berikanlah dia yang banyak.
Dalarn contoh berikut dari bahasa Ese Ejja, yang pertarna mem
punyai penanda hubungan, yaitu jamajje; tetapi yang kedua tidak,
kecuali letaknya yang berdekatan dan isi informasinya:
Ese Ejja: 1. Ena poeje, jamaJje a'a poquijji!
Hujan akan-datang jadi jangan pergi.
2. Ena poeje, a'a poquijji!
Hujan akan-datang jangan pergi.
Struktur sernantis keduanya sarna:
[ dasar Hujan akan turun.
DESAKAN-- Kamujangan pergi!
Tel'jemahan: Jangan pergi, hujan akan segera turun.
HUBUNGAN LOGIS331
7. Syarat.KONSEKUENSI
Hubungan syarat-KONSEKUENSI juga merupakan jenis sebab
AKlBAT, tetapi penyebabnya, yaitu syaratnya, adalah hipotetis atau
ada sedikit un~ ketidakpastian. Hubungan ini sering dibagi lagi men
jadi pengandaian dan fakta potensial. Subdivisi ini ditunjukkan da
lam Bamwell1980:183-184. Kedua jenis itu secara khas ditandai de
ngan katajika, misalnya Jika saja hal itu terjadi, hal ini pasti sudah
terjadi. Contoh kongkretnya yaitujika Jika saja hujan, pasti saya sudah
tinggal di rumah; Jika 7bno pulang pada waktunya, kami akan pergi.
Bahasa Inggris mengenal tigajenis hubungan syarat-KONSEKUEN
SI yang ditandai dengan kala, yaitu:
1. yang mungkin akan teIjadi, misalnya If I know, I will tell you
('Kalau saya tahu saya akan memberitahukanmu'). Di sini
masih ada kemungkinan saya akan memberitahukanmu jika
syaratnya saya tahu sudah terpenuhi.
2. yang tidak teIjadi sekarang, karena syaratnya tidak ter
penuhi, misalnya If I knew, I would tell you. Di sini karena se
karang ini saya tiOOk tahu, maka saya tiOOk OOpat mem
beritahukanmu.
3. yang tidak teIjadi pada waktu lampau, karena syaratnya tidak
terpenuhi, misalnya, If I had known, I would have told you.
Karena dulu (sebelumnya) saya tiOOk tahu, maka saat itu saya
tiOOk OOpat memberitahukanmu. Mungkin sekarang saya
suOOh tahu, tetapi waktu itu saya tiOOk tahu.
Dalam hubungan syarat-KONSEKUENSI yang berupa pengandaian
(nomor 2 dan 3), syaratnya hipotetis atau dibayangkan, dan tiOOk, tiOOk
akan, atau tiOOk diharapkan akan terjadi pada kenyataannya. Hubung
an itu merupakan pemerian suatu syarat yang seharusnya terpenuhi
tetapi tidak terpenuhi atau tidak diharapkan untuk dipenuhi. Misal
nya, kalimat AnOOikata saya masih muOO, saya akan memilih tinggal
di Eropa. Proposisi pertama merupakan persyaratan dan bertentangan
dengan kenyataan, karena saya tidak muOO lagi. Proposisi saya akan
pergi ke Eropa, yang merupakan konsekuensi, juga hipotetis. Contoh
lain yaitu Jika saja kemarin ia tiOOk ketinggalan bus, pasti saja ia suOOh
sampai di sana. Proposisi pertama merupakan persyaratan dan yang
kedua konsekuensi. Kedua-duanya bukan kenyataan, tetapi hanya di
bayangkan. Perhatikan, karena dalam bahasa Indonesia tidak dikenal
kala, maka contoh terakhir ini dapat juga merupakan suatu prediksi
yang mungkin teIjadi. Akan tetapi, dalam bahasa Inggris, perbedaan
antara pengandaian dan fakta potensiul dapat denganjelas dibedakan
3.12
melalui kala. Dalam kedua contoh di atas, pengandaian ditunjukkan
dengan kala lampau If I were younger, I would go to Europe dan If he
had not missed the bus, he would be there now. Oleh karena dalam kedua
kalimat itu persyaratannya tidak terpenuhi, maka konsekuensinyajuga
tidak terpenuhi. Keduanya dinyatakan dalam kala lampau. Artinya,
sebenamya hal itu bisa terjadi pada saat itu, tetapi tidak terjadi, karena
syaratnya belum terpenuhi. Dalam bahasa Inggris kadang-kadang pro
posisi pengandaian diungkapkan dengan kala mendatang, terutama
untuk KEJADIAN yang tidak diharapkan terjadi. Misalnya, If I were to
die tomorrow, who would run the store? ('Jika saya harus mati besok,
siapa yang akan mengurus toko ini?')
Jenis kedua dari hubungan syarat-KONSEKUENSI ialah fakta
potensial. Dalam bahasa Inggris proposisi itu bisa dalam kala kini atau
kala mendatang. Kitajuga tidak tahu apakah syarat itu akan terpenuhi
atau tidak, yang berarli akan terpenuhi KONSEKUENSlnya atau
tidak. Misalnya, If you get there earlier, sure you can get a seat ('Jika
kamu tiba lebih awal, kamu pasti mendapat tempat'). Oleh karena ke
jadian ini belum terjadi, kalimat ini hanyalah merupakan fakta poten
sial. KONSEKUENSI pasti mendapat tempat duduk tergantung pada
persyaratan tiba lebih awal.
Dalam kalimat berikllt, bagian kalimat yang mengkodekan proposisi
syarat diberikan dalam huruf miring. Keempat contoh pertama meng
gambarkan pengandaian dan keempat lainnya menunjukkan fakta
potensial.
1. Jika saja kamu mengatakannya, pasti saya telah memban
tumu kemarin.
2. Jika saja tadi ia makan, pasti ia tidak akan selapar sekarang.
3. '!bno pasti sudah berhasil naik bus itu, jika saja ia tidak
berhenti untuk bercakap-cakap dulu.
4. Tentu saja saya bisa datang lebih awal, jika kemarin kamu
memintanya.
5. Jika surat wasiat itu tidak ditandatangani, maka tidak dapat
dianggap sah.
6. Jika kamu bangun lebih awal, kamu akan melihat matahari
terbit.
7. Jika ia datang, berikan surat ini kepadanya.
8. Masuklahjika Anda mempunyai tiket.
Ada sejumlah bentuk gramatikal yang menunjukkan syarat-KON
SEKUENSI dalam bahasa Ese Ejja. Contoh di bawah ini menyertakan
terjemahan kata per kata dan terjemahan idiomatisnya. TeIjemahan
idiomatis itu memperlihatkan bagian kalimat sumber yang merupakan
syarat dan yang merupakan KONSEKUENSI.
HUBUNGAN LOGIS 333
1. Ese Ejja: Ba'i esho'ijo queeua, so' ma'
Bulan baru-pada menanam gandum tidak-ada-satupun
aeue.
sebenarnya.
Terjemahan: Jika Anda menanam jagung pada saat bulan muda,
pasti jagung itu tidak akan berbiji.
2. Ese Ejja: Eeue huanase dojoyaJo eyayo miya
-ku istri mengambil-jika saya kamu
queehuajeaje!
akan-bunuh-(penekanan).
Terjemahan: Jika kamu mengambil istri saya, saya akan bunuh
kamu.
3. Ese Ejja: Ena chama jojjemo shijje tii ajja
Hujan tidak-satupun jika jagung tumbuh tidak
pomee.
akan.
Terjemahan: Jika tidak hujan, jagung tidak akan tumbuh.
4. Ese Ejja: Miya poqui maJie ea poquei'yo cue
Kamu pergi jika penekanan pergi-tetap imperatif
ya!
fokus.
Terjemahan: Jika kamu tetap ingin pergi, lebih baik kamu tidak
usah kembali lagi.
Ketidakselarasan urutan
Urutan proposisi tidak ada yang tetap, tetapi proposisi-proposisi itu
rnempunyai hubungan satu sarna lainnya. Dalam mengkodekan seke
lornpok proposisi, urutan yang digunakan merupakan urutan wajar da
lam bahasa sasaran. Urutan ini mungkin sangat berbeda dengan urutan
dalam bahasa sumber. Misalnya, kalimat Saya akan pergi ke kota untuk
membeli roti harus diterjemahkan ke dalam bahasa Upper Asaro, Papua
Nugini dengan urutan sebagai berikut\ (Deibler dan Taylor 1977:1026):
334
Beleti rna meni hiz-el-ove 10
Roti sedikit pembayaran buat-akan-saya mengatakan
tauni-u' v-ol-ove.
kota-ke-dalam pergi-akan-saya.
Dalam bahasa Indonesia, tujuan biasanya mengikuti kIausa utama.
Akan tetapi, dalam bahasa Upper Asaro, dan banyak bahasa lainnY8,
tujuan muncullebih dahulu dalam struktur gramatikal. Dalam contoh
berikut, ada dua proposisi yang berhubungan sebagai berikut:
I INDUK--- (1) Saya akan pergi ke kota.
L tujUBD (2) Saya akan membeli sedikit roti.
Dalam bahasa Indonesia, kIausa yang mewujudkan proposisi INDUK
tampillebih dahulu, tetapi dalam bahasa Asaro, tujuannya muncullehih
dahulu. Perhatikanjuga, bentuk kIausa tujuan dari bahasaAsaro meru
pakan kutipan. PeneIjemah jarang membuat kesalahan urutan kat8.
dalam klausa, tetapi cenderung meneIjemahkan klausa, kalimat, dan
paragraf dengan urutan yang sama dengan teks sumber.
Kadang-kadang ada pilihan urutan dalam gramatika bahas8
sasaran. Perhatikan kedua proposisi ini dalam bahasa Indonesia.
I INDUK --- Saya pergi ke kota.
L alasBD --''--- Saya ingin membeli sesuatu.
Proposisi ini dapat diteIjemahkan dengan Saya pergi ke kota karena
saya ingin membeli sesuatu, atau Karena saya ingin membeli sesuatu,
saya pergi ke kota. Dalam bahasa tertentu, proposisi alas an sering
mendahului proposisi INDUK, seperti dalam contoh bahasa Asaro di
atas. Hal ini terutama berlaku untuk bahasa yang biasanya mengakhiri
kalimatnya dengan verba utama. Oleh karena verba ini biasanya meng
kodekan KEJADIAN dalam proposisi INDUK, semua kIausa yang
mengkodekan proposisi lain akan mendahului klausa INDUK itu.
Beberapa bahasa, misalnya, di Papua Nugini dan di daerah Amazon,
Amerika Selatan, mempunyai urutan yang dianggap paling wajar.
Urutan itu adalah urutan kIausa subordinat (yang mengkodekan pro
posisi pendukung) yang hampir seIaIu muncul di depan kIausa yang
membawahinya (proposisi INDUK). Urutan ini merupakan kebalikan
dari urutan dalam bahasa Inggris; artinya klausa subordinat Iebih
sering mengikuti kIausa utama. Sebagai persiapan untuk peneIjemah·
an, ada baiknya peneIjemah mempelajari urutan klausa dalam bahasa
HUBUNGAN LOG IS 335
sasaran. Seorang peneIjemah yang meneIjemahkan ke dalam bahasa
Renellese, Kepulauan Solomon, mendapati bahwa klausa alasan harus
menduduki bagian belakang dalam kalimat. Sebalilmya, klausa konsesi
harus seialu mendahului klausa utama. Tiap bahasa mempunyai urut
an yang dianggap tepat dan wajar.
Konstituen implisit dan hubungan implisit
Dalam struktur semantis, semua informasi dimasukkan, tetapi da
lam gramatika, beberapa informasi mungkin dibiarkan implisit, artinya
tidak dikodekan sama sekali. (Hal ini telah dibahas di bab 4 dan sekali
lagi dalam bab 34.) Kita telah melihat bagaimana PARTISIPAN atau
KEJADIAN dari proposisi dibiarkan implisit dalam klausa atau
kaliInat. Misalnya, dalam bentuk pasif, PELAKU tidak seialu diungkap
kan dalam klausa.
Begitujuga, pada tingkat hierarki yang Iebih atas, konstituen struk
tur semantis atau hubungannya mungkin implisit dalam gramatika.
Konstituen dan hubungan yang mungkin dibiarkan implisit dalam
suatu bahasa mungkin eksplisit dalam bahasa lain. Bahasa tidak mem
punyai aturan yang sama sehubungan dengan kapan suatu informasi
harus dibiarkan implisit. Perhatikan contoh berikut.
Kedua anak itu berada di bawah jendela sambil menunggu
kesempatan untuk memanjat masuk dan merampas harta benda
itu. TIba-tiba 7bno berkata, "Jangan sekarang. Ada orang
datang."
Dalam kalimat terakhir, bentuk,j~mgan sekarang mewakili
keseluruhan proposisi, yang kebanyakan dibiarkan implisit. Hanya
waktu dan bentuk negatif yang dibiarkan eksplisit. Keseluruhan pro
posisi itu ialah Kita jangan masuk ke dalam ruangan itu sekarang.
Dalam bahasa Indonesia, konteks terdekat membuat informasi yang
tersirat itu menjadi jelas, tetapi mungkin bahasa lain mungkin mem
biarkan informasi itu implisit. Misalnya, bahasa Aguaruna, Peru, tidak
menggunakan tidak atau jangan tanpa disertai verba. Bentuk yang
wajar untuk situasi ini dalam bahasa Aguaruna yaitujasta yang berarti
tunggu. Jadi, tiap bahasa mempunyai cara mengungkapkan proposisi
ini secara wajar dalam situasi ini.
Kedua proposisi tersebut diatas ialah:
I DESAKAN --Kitajangan masuk ke ruangan itu sekarang.
L duar Ada seseorang datang.
336
Hubungannya tidak dinyatakan dalam bentuk. gramatikal seperti di
atas, tetapi dengan konjungsi karena sebagai berikut: "7tdak sekarang,
karena ada yang datang." Dalam contoh di atas, konjungsi ini tidak
diperlukan, dan dibiarkan implisit, karena maknanya sudahjelas dan
konteks. Dalam bahasa lain, penanda hubungan ini mungkin diper
lukan.
Dalam bahasa Ese Ejja, Bolivia, penanda hubungan sering dibiarkan
implisit, dan hubungannya detandai dengan letak kedua klausa yang
berdekatan. Kalimat Bulan baru-pada menanam, gandum tidak-ada
satupun sebenarnya merupakan bentuk harfiah bahasa Ese Ejja untuk
makna:
[
syarat kamu menanam jagung pada saat bulan
purnama
KONSEKUENSI -- jagung tidak akan menghasilkan biji
Dalam bahasa Indonesia, hubungan itu perlu dibuat eksplisit dengan
menggunakan penanda jika, yaitu Jika kamu menanam jagung pada
saat bulan purnama, jagung itu tidak akan berbiji.
Alasan membiarkan informasi itu implisit sudah jelas. Jika setiap
butir informasi struktur semantis dibuat eksplisit dalam bentuk gra
matikal, banyak hal yang harus diulang berkf!.Jk,kali. Perhatikan lagi
contoh paragraf tentang Shasta dan Bree (hIm. 276-276) dan banding
kan dengan paragaf asal dalam bab 24. Informasi yang dibiarkan impli
sit merupakan informasi lama, yaitu yang telah dikatakan sebelumnya.
Sewaktu wacana itu berkembang, informasi yang telah diperkenalkan
dapat dianggap telah dimengerti. Informasi lamalah yang dapat di
biarkan implisit, dan tiap bahasa mempunyai bentuk. khusus untuk
melakukan ini. Misalnya, pronomina dan proverba menggantikan
nomina dan verba. Buku gramatika sering sekali menggunakan istilah
elipsis untuk merujuk ke informasi yang telah diberikan dan kemudian
dibiarkan implisit.
Tiap bahasa mempunyai peranti gramatikal untuk. membiarkan in
formasi itu implisit, akan tetapi caranya tergantung pada struktur
bahasa yang bersangkutan. Mungkin cara yang digunakan dalam baha
sa sasaran tidak sama dengan yang digunakan dalam bahasa sumber.
Penerjemah harus menggunakan aturan (atau pola) elipsis bahasa
sasaran yang wajar dan tidak menyalin eli psis bahasa sumber. Misal
nya, untuk. menetjemahkan Petjanjian Baru Yunani ke dalam bahasa
Aguaruna diperlukan penyesuaian sebagai berikut. Dalam Matius 2:2
dikatakan:
HUBUNGAN LOGIS 337
Di manakah Dia, raja orang Yahudi yang baru dila
hirkan itu? Oleh karena kami telah melihat bintangNya di
'IImur dan kami datang untuk menyembah Dia.
Bahasa Yunani hanya memasukkan kata karena dan membiarkan
seluruh proposisi yang dirujuknya implisit.
[ KESIMPULAN --- kami tahu ia telah dilahirkan
dasar ------- kami telah melihat bintang itu ....
Dalam teks sumber, dasarnya diberikan tetapi KESIMPULANnya
tidak, tetapi d<a.l&m bahasa Aguaruna Kami tahu bahwa ia telah dila
hirkan juga perlu dimasukkan. Bahasa Aguaruna membutuhkan
kedua-duanya. Walaupun kesimpulan itu dengan jelas tersirat dalam
:infonnasi kalimat yang mendahuluinya, tetapi mungkin perlu dibuat
eksplisit dalam teIjemahan tertentu.
Sejauh ini kita hanya menyebutkan contoh yang bahasa sumbernya
membiarkan informasinya implisit dan bahasa sasaran membuatnya
eksplisit. Hal ini dapatjuga teIjadi sebaliknya. Contoh berikut diambil
dari terjemahan ke dalam bahasa Aguaruna dari PeIjanjian Baru Yuna
ni. Dalam Yoh 5:8-12, dalam satu episode tentang penyembuhan orang
lumpuh, klausa angkatlah tilammu dan dan berjalanlah diulang
berkali-kali dalam teks sumber. Perhatikan kutipan berikut di mana
kemunculannya diberikan dalam hurufmiring.
Kata lesus kepadanya: " Bangunlah, angkatlah tilammu
don berjalanlah." Dan pada saat itu juga sembuhlah orang itu
lalu ia mengangkat tilamnya dan berjalan. Thtapi hari itu
hari Sabat. Karena itu orang-orang Yahudi berkata kepada orang·
yang baru sembuh itu. " Hari ini hari Sabat dan tidak boleh
engkau memikul tilammu." Akan tetapi ia menjawab mereka: "
Orang yang telah menyembuhkan aku, dia yang mengatakan
kepadaku: Angkatlah tilammu don berjalanlah." Mereka ber
tanya kepadanya: Siapakah orang itu yang berkata kepadamu:
Angkatlah tilammu don berjalanlah'" Akan tetapi orang
yang baru sembuh itu ....
Persyaratan stilistika dari bahasa tertentu mungkin mengharuskan
satu atau dua kemunculan dari angkatlah tilammu, dan berjalanlah
dibuat implisit. Dalam bahasa Aguaruna, bunyinya sebagai berikut:
Kata Yesus kepadanya: "Bangunlah, angkatlah tilammu
dan berjalanlah." Pada saat itu juga sembuhlah orang itu dan
338
melakukan seperti yang Yesus perintahkan. Akan tetapi, harl itu
harl Sabat. Oleh karena itu, orang-orang Yahudi berkata kepada
orang yang baru sembuh itu, <SHari ini hari Sabat. Kamu tidak
boleh membawa itu." Dan ia menjawab mereka, "'Orang yang
menyembuhkan aku yang menyurohku." Kemudian mereka ber
tanya kepadanya, "Siapa menyuruhmu?" Akan tetapi, orang yang
baru sembuh itu ....
Dalam bahasa sumber angkatlah tilammu, dan berjalanlah diung
kapkan lima kali, tetapi dalam babasa sasaran, hanya satukali disebut
kan secara eksplisit dan kemunculan lainnya dibiarkan implisit. Infor
masi itu adalah informasi lama dan tidak perlu diulangi.
PeneJjemah barus menggunakan bentuk bahasa sasaran yang wajar.
Bentuk ini mungkin mengharuskan informasi implisit teks sumber
dibuat eksplisit dalam teJjemahan, dan sebaliknya informasi eksplisit
teks sumber dibuat implisit.
Pelbagai fungsi penanda bubungan gramatikal
Kata yang mempunyai makna primer seperti waktu berurutan,
alasan, pemilihan bisa mempunyai makna sekunder sama. Misalnya,
kata kalau mempunyai makna primer syarat dalam hubungan syarat
KONSEKUENSI, tetapi dalam konteks berikut, kata itu tidak berarli
syarat.
Pintu itu terbuka. Kalau pintu itu terbuka, pasti nni ada di
romah.
Dalam contoh ini, kenyataaan bahwa pintu itu terbuka merupakan
dasar KESIMPULAN nni pasti berada di romah. Kata kalau digu
nakan dengan fungsi sekunder. Contoh lain yaitu, kata maka yang
mettlpunyai makna primer dasar, seperti dalam kalimat Pintu itu ter
buka, maka 7Ini pasti berada dirumah. Kalimat ini dapat juga di
ungkapkan dengan Karena pintu itu terbuka, pasti 7Ini berada di
romah. Jika digunakan maka, tidak ada penyimpangan antara hu
bungan seinantis dan bentuk gramatikalnya.
Konjungsi tetapi dalam bahasa Indonesia mempunyai makna primer
kontras, Saya memasak nasi tetapi saya tidak memasak sayur sarna
sekali. Namun tetapi juga mempunyai sejumlah fungsi sekunder. Jika
orang yang meneIjemahkan dari bahasa Indonesia tidak menyadari ini,
ia mungkin akan meneIjemahkannya dengan penanda kontr&s hahasa
sasaran, padahal makna teks sumber tidak menyatakan kontras. Per
hatikan contoh berikut yang menggunakan kata kata tetapi, tetapi
maknanya tidak berkontr&s.
HUBUNGAN LOGIS 339
1. '!bno pendek tetapi ia jago main basket. konsesi·
LAWAN HARAPAN
2. '!bno merampok bank, tempi polisi menangkapnya. (lih di bawah)
3. '!bno tampan tempi tidak bertanggung jawab. penggabungan
Struktur semantis ketiga kalimat ini adalah sebagai berikut:
1. [ konsesi '!bno pendek.
LAWAN HARAPAN---'!bno bermain basket dengan baik.
2. -1 INDUKl -- '!bno merampok bank.
I
- alasan
INDUK 2 -- '!bno mencoba melarikan diri.
l ::~:)ber-r HASIL --- '!bno tidak melarikan diri. HASIL --L alasan --_ Polisi menangkap '!bno.
3. [INDUK 1------ '!bno tampan.
- INDUK 2 ------ '!bno tidak bertanggung jawab.
(penggabungan)
Dalam contoh nomor 2, dua proposisi dibiarkan implisit. Kata tempi
bukan hanya tidak menunjukkan kontras, tetapi juga mewakili kedua
proposisi yang implisit. Dalam kalimat 7bno merampok bank dan
kemudian mencoba ~ntuk melarikan din; tempi ia tidak melarikan diri
karena polisi menangkapnya, tidak ada pEmyimpangan konstituen
maupun penanda hubungan.
Dalam bahasa Indonesia, kata maka sering menandai dasar
KESIMPULAN, tetapi dalam contoh berikut, kata itu menandai
alasan-HASIL: "Ia merasa tidak enak badan, maka ia meminum obat."
Bentuk yang tidak menyimpang yaitu "Karena ia merasa tidak enak
badan, ia meminum obat," atau "Ia merasa tidak enak badan, karena
itu, ia meminum obat."
LATllIAN - Hubungan Logis
A. Lihatlah kembali kalimat-kalimat contoh dalam tiap hubungan
Iogis yang diberikan. (Ada empat atau delapan kalimat untuk. tiap
hubungan.) Kemudian tetjemahkaniah ke dalam bahasa lain.